HELP FOR MAK TUN (cerita dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend )
By PANGGIH WIDODO - 00.14
Sebuah cerita yang mengharukan yang dapat kita ambil dari cerita teman-teman dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend mengajarkan kita untuk lebih peka kepada apa yang terjadi disekitar kita,melatih kita untuk lebih peduli kepada sesama yang sangat membutuhkan perhatian kita yang luput dari perhatian pemerintah dan memang selalu banyak yang luput dari perhatian pemerintah.
Dan biarkanlah pemerintah berbenah sendiri,dan kita tetap bergerak dengan apa yang kita bisa tanpa tergantung pada pemerintah dan kenyataanya itu memang bisa dilakukan seperti teman-teman kita ini
,semoga teman-teman dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend selalu diberikan kesehatan dan bisa berbuat lebih banyak lagi untuk yang lain.
Tapi tidak semua orang menikmati dampak baik dari mega proyek ini, bagi Mak Tun, sejak Mega proyek ini mulai bejalan, tiada lain selain was-was yang mengampiri pikirannya. Mak Tun adalah salah satu homeless yang menghuni pinggiran jembatan Banjir kanal, tepatnya dia memanfaatkan jembatan Banjir kanal Timur sebagai atap rumahnya. Bertahun-tahun Mak Tun tinggal bersama belasan anjing yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Sehari-hari dia bekerja mengumpulkan rongsokan.Mak Tun bisa saja pergi menggelandang sendiri. Akan tetapi dia tidak mungkin meninggalkan belasan anjing tadi. Dia bisa saja menjual atau menghibahkan anjing-anjing tersebut, namun tidak dia lakukan. Dan dia bertahan bersama mereka di tempat yang berbahaya. Dimana akses untuk naik pun dia harus memanjat tebing yang licin. Dia bercerita bahwa dia pernah terjatuh ketika ingin naik ke jalan.
Anjing-anjing yang bersama Mak Tun keadaanya sangat memprihatinkan, sebenarnya mereka kemarin sedang mengidap penyakit kulit, yang merontokan sebagian besar bulu dan meninggalkan luka basah. Apalagi sekarang mereka harus tinggal di tempat yang lembab. Tentu sangat memperparah keadaan mereka. Bahkan sekarang ada beberapa bayi anjing yang baru lahir, tentu sangat berbahaya tinggal di tempat yang licin , sempit dan lembab seperti itu.
Bisa dibayangkan, ketika kita meringkuk di
bawah selimut ketika hujan datang. Mak tun harus berdiri bersama belasan anjingnya dan bayi-bayi yang baru lahir, menanti hujan reda dan air surut dari tempat tinggalnya.
Bisa dibayangkan, ketika kita meringkuk di
bawah selimut ketika hujan datang. Mak tun harus berdiri bersama belasan anjingnya dan bayi-bayi yang baru lahir, menanti hujan reda dan air surut dari tempat tinggalnya.
Sedikit cerita dari Maktun, jadi nama asli Maktun adalah Sri Susanti. Beliau asli solo, dan disini tinggal sejak umur 5 bulan bersama orang tuanya. Sebenarnya Maktun dulu punya rumah meskipun mengontrak, di daerah Pamularsih Semarang, beliau dulu sehari-hari menjual rokok, minum dan kebutuhan rumah tangga seperti sabun dan lainnya di sebuah kios di dekat Banjir kanal Barat (maaf sebelumnya saya melakukan kesalahan penyebutan ). Ketika itu di area sekitar sungai sebelum dibangun banyak terdapat warung-warung baik permanen maupun yang sementara bertebaran di sepanjang sungai.
Kemudian suatu waktu, dimulailah mega projek perombakan sungai/ banjir kanal. Yang selanjutnya warung-warung di bantaran sungai diminta untuk pergi. Untuk yang permanen katanya memang diganti, namun tidak dengan kios sementara yang dimiliki Maktun. Dan kios Maktun salah satunya yang tergusur. Dan sebelum Maktun sempat mengambil barang dagangan dan memindahkan kiosnya. Aparat berseragam hijau sudah membongkar kios yang ada disitu, dan sekaligus barang-barang yang ada di dalamnya.
Dan sejak itulah kehidupan Maktun berubah, pemasukan untuk sehari-hari dan untuk mengontrak sudah habis, dan untuk memulai lagi Maktun sudah tidak memiliki modal. Dan pada akhirnya Maktun terpaksa pindah di bawah jembatan bersama kedua anjingnya (waktu itu masih dua).
Sebenarnya Maktun masih diperbolehkan tinggal disitu. Akan tetapi keberadaan 16 anjing Maktun lah yang katanya "merisaukan" pengunjung. Jadi Maktun dipersilahkan tinggal selama anak-anak Maktun tidak ikut tinggal bersamanya.
Foto-foto tempat tinggal lama sebelum pindah
Foto-foto tempat tinggal lama sebelum pindah
Suatu ketika kami tidak dapat menemukan keberadaan Mak Tun dan anak-anaknya. Ketika itu “public space” sedang digunakan untuk senam bersama, suatu kegiatan rutin setiap minggu pagi. Sewaktu kami berputar, ternyata mereka naik ke atas tembok jembatan dan menunggu sambil berjongkok disana sampai kegiatan selesai. Tempatnya sangat sempit dan kecil, kira-kira dua meter sedangkan disamping mereka adalah tebing yang curam. Dia bilang, untuk sementara mereka tidak boleh terlihat di bawah, selama kegiatan berlangsung, tapi mereka masih diperbolehkan tinggal di sana. Sedikit melegakan. Sudah dua bulan sejak “public space” itu rampung dan padat dengan kegiatan masyarakat.
Namun suatu saat, kami lagi- lagi mendapati tempat tinggal Mak Tun Kosong. Padahal itu bukan hari minggu, dan tidak ada kegiatan di “public space”. Kami bertanya kepada orang-orang disekitar tempat tinggal lama Mak Tun, dan menunjukan dimana tempat tinggal Mak tun dan belasan anjingnya sekarang. Kami hanya terdiam. Ternyata Mak Tun sudah tidak diperbolehkan tinggal di sana, dia diusir dan diancam akan dilaporkan ke SATPOL PP. Ternyat dia sudah tinggal disana lebih dari dua minggu.
Tempat yang sebelumnya sebenarnya tidak layak disebut rumah dan tentunya tidak sehat untuk Mak Tun yang sudah renta dan belasan anjingya untuk tinggal. Akan tetapi tempat yang baru ini jauh lebih menggenaskan. Dia sekarang tinggal di bawah jembatan kecil, yang menghubungkan jalur dari arah Pusponjolo, tapi bukan di atas atau di pinggiran, akan tetapi di bawahnya. Berjarak 10 meter dari tempat lama. Untuk pindah ke tempat lain, dia takut, karena banyak orang mabuk meminta anjingnya untuk dimakan. Sebenarnya tempatnya sangatlah kecil, lantai untuknya berpijak hanya selebar setengah meter, hampir tidak ada tempat yang nyaman untuk sekedar duduk. Karena itu adalah jalur air. BIsa dibayangkan ketika tidak hujan saja, aliran air cukup deras. Apalagi sekarang adalah musim hujan yang turun serta merta. Mak Tun pernah harus terpaksa berdiri berjam-jam bersama anak-anaknya ketika hujan mengguyur semarang tempo lalu. Dan apabila pintu DAM lupa ditutup, dia akan berdiri lebih lama, karna air akan menggenang cukup lama. Bahkan salah satu anjing kecilnya terjatuh, dan terseret arus, kemudian meninggal
Tempat tinggal Maktun yang sekarang
Pijakan yang terlihat sebenarnya untuk tempat bermain anjing Maktun
Yang dibutuhkan Maktun sekarang
adalah tentunya tempat tinggal yang permanen, dan seperti gayung bersambut salah satu teman dari Voice of The Voiceless yang sudi memberikan tempat untuk tinggal mak Tun ,tempat tinggal yang cukup besar untuk tinggal mak tun bersama ke 14 anjingnya dan satu ayam kecil yang bernama temon .setelah ada kepastian mendapatkan tempat baru teman-teman dari Voice of The Voiceless mencari solusi untuk kehidupan Mak Tun kedepanya ,karena ngga cukup dengan memindah saja berarti selesai sudah,mereka mencarikan solusi buat Mak Tun bertahan hidup.
Jika kemudian di tempat baru ada
income yang pasti untuk menopang kehidupan Maktun tentu akan lebih melegakan
kita semua. Maktun masih sehat, maktun punya latar belakang seorang
pedagang.
dab rencana mereka kurang
lebih sebagai berikut ;
1. Lahan yang luas untuk Maktun tinggal (semuanya adalah mungkin) yang permanen jangka panjang.
untuk kemudian bisa dibangun pondokan kecil dari kayu mungkin.2.Pemberian obat cacing ,Pemberian vaksin ,Setrilisasi 3 Jantan dan 7 Betina,Penyembuhan dari gatal
Beberapa anjing Maktun memang sedang dalam kondisi mempunyai penyakit gatal, dan sedang dalam proses penyembuhan. Untuk sterilisai juga merupakan bagian penting dari langkah kami.
Sehingga nantinya tidak bertambah lagi dan Mak tun bisa lebih fokus merawat 14 anjing yang sudah ada.
3. Transportasi dari tempat lama Maktun ke tempat baru sementara
4. Modal usaha (tidak perlu yang terlalu besar, minimal bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari)
mereka kemudian menyiapkan tempat baru Mak Tun atas saran dari Mba Angelina (Jogja Animal Friend) tempat baru maktun nantinya akan disemprot pembasmi virus, supaya bersih dari virussehingga anjing Maktun akan aman..Karena sebelum didiami Maktun, tempat tersebut juga pernah didiami beberapa anjing.
4. Modal usaha (tidak perlu yang terlalu besar, minimal bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari)
mereka kemudian menyiapkan tempat baru Mak Tun atas saran dari Mba Angelina (Jogja Animal Friend) tempat baru maktun nantinya akan disemprot pembasmi virus, supaya bersih dari virussehingga anjing Maktun akan aman..Karena sebelum didiami Maktun, tempat tersebut juga pernah didiami beberapa anjing.
Perjuangan yang sangat panjang dari temen-teman dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend salut banget deh ,dan semoga di kegiatan-kegiatan selanjutnya penulis bisa ikut serta..
dan akhirnya tanggal 31 Maret 2013 temen-temen Voice of The Voiceless dibantu temen-temen Jogja Animal Friend yang datang sehari sebelumnya untuk ikut mengevakuasi Mak tun..Good job dah...
dibantu dengan satu mobil pickup mereka megevakuasi mak tun beserta anjing2 kesayanganya..
Selamat ya buat Mak Tun dan anjing-anjingnya semoga lebih baik kehidupanya kedepan ditempat baru..
foto-foto evakuasi ke tempat tinggal baru
foto-foto mak tun dirumah baru
sumber ; voiceofthevoiceless99.blogspot.com
foto :Jogja Animal Friend






























0 komentar