Kembali pada titik ini ,titik dimana tak bisa dimengerti…
Semua berteriak , semua memvonis dan meninggalkan ku sendiri
untuk kesekian kali…
Penjara jiwa dan frekwensi aneh dalam lajunya hari…
Aku tak ingin marah ,aku tak ingin berteriak seperti mereka
Yang Cuma punya mulut untuk menyalahkan ,yang punya Cuma
punya pikiran untuk merendahkan
Teriaklah sepuasnya hingga putus urat nadimu mati dalam
kepuasan….
Pandanglah aku dengan sebelah matamu seperti ‘’ horus “
memandang manusia dengan satu mata...
Mengawasiku dan
berharap aku lakukan kesalahan…
Tak ada tempat bagi manusia
dihari depan selain kubur..!!
Banggakanlah apa yang kau punya dan rendahkan aku sama
dengan binatang
Biar kau tertawa lepas karena posisimu lebih tinggi dari aku
dalam kasta kefanaan..
Biar semua tahu kau adalah yang paling benar hingga waktu
menghabisimu
BELIEVE
HELP FOR MAK TUN (cerita dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend )
By PANGGIH WIDODO - 00.14
Sebuah cerita yang mengharukan yang dapat kita ambil dari cerita teman-teman dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend mengajarkan kita untuk lebih peka kepada apa yang terjadi disekitar kita,melatih kita untuk lebih peduli kepada sesama yang sangat membutuhkan perhatian kita yang luput dari perhatian pemerintah dan memang selalu banyak yang luput dari perhatian pemerintah.
Dan biarkanlah pemerintah berbenah sendiri,dan kita tetap bergerak dengan apa yang kita bisa tanpa tergantung pada pemerintah dan kenyataanya itu memang bisa dilakukan seperti teman-teman kita ini
,semoga teman-teman dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend selalu diberikan kesehatan dan bisa berbuat lebih banyak lagi untuk yang lain.
Tapi tidak semua orang menikmati dampak baik dari mega proyek ini, bagi Mak Tun, sejak Mega proyek ini mulai bejalan, tiada lain selain was-was yang mengampiri pikirannya. Mak Tun adalah salah satu homeless yang menghuni pinggiran jembatan Banjir kanal, tepatnya dia memanfaatkan jembatan Banjir kanal Timur sebagai atap rumahnya. Bertahun-tahun Mak Tun tinggal bersama belasan anjing yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Sehari-hari dia bekerja mengumpulkan rongsokan.Mak Tun bisa saja pergi menggelandang sendiri. Akan tetapi dia tidak mungkin meninggalkan belasan anjing tadi. Dia bisa saja menjual atau menghibahkan anjing-anjing tersebut, namun tidak dia lakukan. Dan dia bertahan bersama mereka di tempat yang berbahaya. Dimana akses untuk naik pun dia harus memanjat tebing yang licin. Dia bercerita bahwa dia pernah terjatuh ketika ingin naik ke jalan.
Anjing-anjing yang bersama Mak Tun keadaanya sangat memprihatinkan, sebenarnya mereka kemarin sedang mengidap penyakit kulit, yang merontokan sebagian besar bulu dan meninggalkan luka basah. Apalagi sekarang mereka harus tinggal di tempat yang lembab. Tentu sangat memperparah keadaan mereka. Bahkan sekarang ada beberapa bayi anjing yang baru lahir, tentu sangat berbahaya tinggal di tempat yang licin , sempit dan lembab seperti itu.
Bisa dibayangkan, ketika kita meringkuk di
bawah selimut ketika hujan datang. Mak tun harus berdiri bersama belasan anjingnya dan bayi-bayi yang baru lahir, menanti hujan reda dan air surut dari tempat tinggalnya.
Bisa dibayangkan, ketika kita meringkuk di
bawah selimut ketika hujan datang. Mak tun harus berdiri bersama belasan anjingnya dan bayi-bayi yang baru lahir, menanti hujan reda dan air surut dari tempat tinggalnya.
Sedikit cerita dari Maktun, jadi nama asli Maktun adalah Sri Susanti. Beliau asli solo, dan disini tinggal sejak umur 5 bulan bersama orang tuanya. Sebenarnya Maktun dulu punya rumah meskipun mengontrak, di daerah Pamularsih Semarang, beliau dulu sehari-hari menjual rokok, minum dan kebutuhan rumah tangga seperti sabun dan lainnya di sebuah kios di dekat Banjir kanal Barat (maaf sebelumnya saya melakukan kesalahan penyebutan ). Ketika itu di area sekitar sungai sebelum dibangun banyak terdapat warung-warung baik permanen maupun yang sementara bertebaran di sepanjang sungai.
Kemudian suatu waktu, dimulailah mega projek perombakan sungai/ banjir kanal. Yang selanjutnya warung-warung di bantaran sungai diminta untuk pergi. Untuk yang permanen katanya memang diganti, namun tidak dengan kios sementara yang dimiliki Maktun. Dan kios Maktun salah satunya yang tergusur. Dan sebelum Maktun sempat mengambil barang dagangan dan memindahkan kiosnya. Aparat berseragam hijau sudah membongkar kios yang ada disitu, dan sekaligus barang-barang yang ada di dalamnya.
Dan sejak itulah kehidupan Maktun berubah, pemasukan untuk sehari-hari dan untuk mengontrak sudah habis, dan untuk memulai lagi Maktun sudah tidak memiliki modal. Dan pada akhirnya Maktun terpaksa pindah di bawah jembatan bersama kedua anjingnya (waktu itu masih dua).
Sebenarnya Maktun masih diperbolehkan tinggal disitu. Akan tetapi keberadaan 16 anjing Maktun lah yang katanya "merisaukan" pengunjung. Jadi Maktun dipersilahkan tinggal selama anak-anak Maktun tidak ikut tinggal bersamanya.
Foto-foto tempat tinggal lama sebelum pindah
Foto-foto tempat tinggal lama sebelum pindah
Suatu ketika kami tidak dapat menemukan keberadaan Mak Tun dan anak-anaknya. Ketika itu “public space” sedang digunakan untuk senam bersama, suatu kegiatan rutin setiap minggu pagi. Sewaktu kami berputar, ternyata mereka naik ke atas tembok jembatan dan menunggu sambil berjongkok disana sampai kegiatan selesai. Tempatnya sangat sempit dan kecil, kira-kira dua meter sedangkan disamping mereka adalah tebing yang curam. Dia bilang, untuk sementara mereka tidak boleh terlihat di bawah, selama kegiatan berlangsung, tapi mereka masih diperbolehkan tinggal di sana. Sedikit melegakan. Sudah dua bulan sejak “public space” itu rampung dan padat dengan kegiatan masyarakat.
Namun suatu saat, kami lagi- lagi mendapati tempat tinggal Mak Tun Kosong. Padahal itu bukan hari minggu, dan tidak ada kegiatan di “public space”. Kami bertanya kepada orang-orang disekitar tempat tinggal lama Mak Tun, dan menunjukan dimana tempat tinggal Mak tun dan belasan anjingnya sekarang. Kami hanya terdiam. Ternyata Mak Tun sudah tidak diperbolehkan tinggal di sana, dia diusir dan diancam akan dilaporkan ke SATPOL PP. Ternyat dia sudah tinggal disana lebih dari dua minggu.
Tempat yang sebelumnya sebenarnya tidak layak disebut rumah dan tentunya tidak sehat untuk Mak Tun yang sudah renta dan belasan anjingya untuk tinggal. Akan tetapi tempat yang baru ini jauh lebih menggenaskan. Dia sekarang tinggal di bawah jembatan kecil, yang menghubungkan jalur dari arah Pusponjolo, tapi bukan di atas atau di pinggiran, akan tetapi di bawahnya. Berjarak 10 meter dari tempat lama. Untuk pindah ke tempat lain, dia takut, karena banyak orang mabuk meminta anjingnya untuk dimakan. Sebenarnya tempatnya sangatlah kecil, lantai untuknya berpijak hanya selebar setengah meter, hampir tidak ada tempat yang nyaman untuk sekedar duduk. Karena itu adalah jalur air. BIsa dibayangkan ketika tidak hujan saja, aliran air cukup deras. Apalagi sekarang adalah musim hujan yang turun serta merta. Mak Tun pernah harus terpaksa berdiri berjam-jam bersama anak-anaknya ketika hujan mengguyur semarang tempo lalu. Dan apabila pintu DAM lupa ditutup, dia akan berdiri lebih lama, karna air akan menggenang cukup lama. Bahkan salah satu anjing kecilnya terjatuh, dan terseret arus, kemudian meninggal
Tempat tinggal Maktun yang sekarang
Pijakan yang terlihat sebenarnya untuk tempat bermain anjing Maktun
Yang dibutuhkan Maktun sekarang
adalah tentunya tempat tinggal yang permanen, dan seperti gayung bersambut salah satu teman dari Voice of The Voiceless yang sudi memberikan tempat untuk tinggal mak Tun ,tempat tinggal yang cukup besar untuk tinggal mak tun bersama ke 14 anjingnya dan satu ayam kecil yang bernama temon .setelah ada kepastian mendapatkan tempat baru teman-teman dari Voice of The Voiceless mencari solusi untuk kehidupan Mak Tun kedepanya ,karena ngga cukup dengan memindah saja berarti selesai sudah,mereka mencarikan solusi buat Mak Tun bertahan hidup.
Jika kemudian di tempat baru ada
income yang pasti untuk menopang kehidupan Maktun tentu akan lebih melegakan
kita semua. Maktun masih sehat, maktun punya latar belakang seorang
pedagang.
dab rencana mereka kurang
lebih sebagai berikut ;
1. Lahan yang luas untuk Maktun tinggal (semuanya adalah mungkin) yang permanen jangka panjang.
untuk kemudian bisa dibangun pondokan kecil dari kayu mungkin.2.Pemberian obat cacing ,Pemberian vaksin ,Setrilisasi 3 Jantan dan 7 Betina,Penyembuhan dari gatal
Beberapa anjing Maktun memang sedang dalam kondisi mempunyai penyakit gatal, dan sedang dalam proses penyembuhan. Untuk sterilisai juga merupakan bagian penting dari langkah kami.
Sehingga nantinya tidak bertambah lagi dan Mak tun bisa lebih fokus merawat 14 anjing yang sudah ada.
3. Transportasi dari tempat lama Maktun ke tempat baru sementara
4. Modal usaha (tidak perlu yang terlalu besar, minimal bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari)
mereka kemudian menyiapkan tempat baru Mak Tun atas saran dari Mba Angelina (Jogja Animal Friend) tempat baru maktun nantinya akan disemprot pembasmi virus, supaya bersih dari virussehingga anjing Maktun akan aman..Karena sebelum didiami Maktun, tempat tersebut juga pernah didiami beberapa anjing.
4. Modal usaha (tidak perlu yang terlalu besar, minimal bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari)
mereka kemudian menyiapkan tempat baru Mak Tun atas saran dari Mba Angelina (Jogja Animal Friend) tempat baru maktun nantinya akan disemprot pembasmi virus, supaya bersih dari virussehingga anjing Maktun akan aman..Karena sebelum didiami Maktun, tempat tersebut juga pernah didiami beberapa anjing.
Perjuangan yang sangat panjang dari temen-teman dari Voice of The Voiceless & Jogja Animal Friend salut banget deh ,dan semoga di kegiatan-kegiatan selanjutnya penulis bisa ikut serta..
dan akhirnya tanggal 31 Maret 2013 temen-temen Voice of The Voiceless dibantu temen-temen Jogja Animal Friend yang datang sehari sebelumnya untuk ikut mengevakuasi Mak tun..Good job dah...
dibantu dengan satu mobil pickup mereka megevakuasi mak tun beserta anjing2 kesayanganya..
Selamat ya buat Mak Tun dan anjing-anjingnya semoga lebih baik kehidupanya kedepan ditempat baru..
foto-foto evakuasi ke tempat tinggal baru
foto-foto mak tun dirumah baru
sumber ; voiceofthevoiceless99.blogspot.com
foto :Jogja Animal Friend
Ketemu lagi di blog saya,postingan kali ini saya akan membahas tentang Pulau Onrust ,satu dari gugusan pulau di Kepulauan seribu.yaudah ngga usah lama-lama ,langsung kita bahas aja ya sahabat.
Pulau Onrust merupakan salah satu pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta yang letaknya berdekatan dengan Pulau Bidadari. Pada masa kolonial Belanda, rakyat sekitar menyebut pulau ini adalah Pulau Kapal karena di pulau ini sering sekali dikunjungi kapal-kapal Belanda sebelum menuju Batavia. Di dalam pulau ini terdapat banyak peninggalan arkeologi pada masa kolonial Belanda dan juga sebuah rumah yang masih utuh dan dijadikan Museum Pulau Onrust.apa saja peninggalanya ikutin saja ya ceritanya.
Nama 'Onrust'
sendiri diambil dari bahasa Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat'
atau dalam bahasa Inggrisnya adalah 'Unrest',karena dulu memang pulau ini sangat sibuk banget oleh
kapal-kapal perdagangan dan sebagai pelabuhan yang paling sibuk dimasanya,
Beberapa penjelajah samudera pernah singgah disini. Di antaranya Abel Tasman
dan James Cook,pernah dengar ngga kedua nama tersebut?.Yang udah tahu tetep
pantau aja ya..hehe.yang belum tahu aku kasih tahu ya siapa kedua orang yang
punya nama diatas tadi, Abel Tasman adalah penemu Tasmania (Selandia Baru),
sedangkan James Cook adalah pelaut
berkebangsaan Inggris, penemu benua Australia pada tahun 1770.menurut buku sejarah yang pernah saya baca
dipelajaran sekolah saya dulu namun seiring penelitian yang terus berjalan
ternyata terungkap fakta baru pada tahun 2007, Selembar peta kuno dari abad
ke-16 membuktikan bahwa orang Eropa pertama yang berlayar sampai ke Australia
adalah para pelaut Portugal. Fakta sejarah itu terungkap saat Peter Trickett,
seorang penulis Australia meneliti peta kuno di perpustakaan Los Angeles. Peta
itu menggambarkan secara terperinci mengenai Teluk Botany.
Berbekal pengalamannya meneliti peta kuno selama 8 tahun, Trickett menyatakan
bahwa armada kapal Portugal yang dipimpin Christopher de Mendonca mencapai
Teluk Botany (saat ini bernama Sydney Harbour), pantai timur Australia, pada
1522 setelah mereka berlayar ke Kepulauan Maluku untuk mencari rempah-rempah.
Dan itu terjadi 248 tahun sebelum James Cook sampai disana. Walaupun ada
sedikit revisi atas penemuannya, Kapten James Cook tetaplah seorang penjelajah
berprestasi. Cook banyak memetakan wilayah dan beberapa pulau, garis pantai
pada peta Eropa untuk pertama kalinya. Prestasinya dapat dikaitkan dengan
kombinasi dari ilmu pelayaran, survei unggul dan ketrampilan kartografis dan
keberanian dalam mengeksplorasi lokasi yang berbahaya untuk mengkonfirmasi
fakta-fakta.Nahh. Udah mulai tahu kan dan mungkin yang tadi lupa-lupa ingat
jadi bener2 ingat sekarang..hehe,Walau sedikit melebar dari pembahasan kita
namun ini bias menambah pengetahuan tentang
pulau onrust itu sendiri ,betapa jayanya
pulau onrust di kala itu sampai pelaut2 dunia pun mampir di pulau
Onrust.
Ketika tahun
1930-an, Pulau Onrust juga menjadi asrama haji sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi Para calon haji
di Pulau Onrust diadaptasikan dengan udara laut karena zaman dahulu mereka naik
kapal laut sebelum menuju ke Arab Saudi. Di pulau ini masih terlihat bangunan-bangunan
peninggalan penjajah Belanda seperti benteng dan pelabuhan kuno.
Selanjutnya, selama tahun 1933 sampai 1940, Pulau
Onrust dijadikan sebagai tempat tawanan para pemberontak yang
terlibat dalam "Peristiwa Kapal Tujuh" (Zeven Provincien)
untuk selanjutnya dikuburkan di Pulau Kelor. Oya, Zeven Provincien artinya
tujuh propinsi, diambil dari keadaan negeri Belanda saat itu yang mana memiliki
tujuh propinsi.Kemudian pada tahun 1940 dijadikan sebagai tempat tawanan
orang-orang Jerman yang dituduh dalam gerakan NAZI pro Hitler yang ada di
Indonesia.
Dan Tahun 1942, setelah Jepang menguasai Batavia,
Onrust dijadikan penjara bagi tahanan kelas berat. dan tahanan politik, salah
satunya adalah D.N. Aidit yang kemudian menjadi tokoh PKI. Pada masa
Indonesia merdeka hingga awal 1960-an, Onrust dimanfaatkan sebagai Rumah
Sakit Karantina terutama bagi penderita penyakit menular (misalnya lepra)
di bawah pengawasan Departemen Kesehatan RI. Tahun
1960-1965 difungsikan untuk penampungan para gelandangan dan
pengemis. Selain itu juga dimanfaatkan untuk latihan militer.
Setelah tahun-tahun itu berlalu Pulau ini terbengkalai, dianggap tak
bertuan hingga tahun 1968 terjadi pembongkaran dan pengambilan
material bangunan secara besar-besaran oleh penduduk atas ijin
kepolisian setempat. Sampai kemudian tahun 1972 Gubernur DKI Jakarta
mengeluarkan SK yang menyatakan Pulau Onrust sebagai pulau bersejarah.
Di pulau Onrust ini juga banyak ditemukan makam dan ada 2 makam keramat tak bernama dengan bendera merah putih dipancangkan disana. Kabarnya, salah satunya adalah makam petinggi DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang dieksekusi pada pemerintahan Presiden Soekarno. Pemimpin pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada tahun 1949 itu ditembak mati pada tanggal 5 September 1962. Namun sumber terbaru kalo SM Kartosoewirjo bukan dimakamkan di Pulau Onrust, tapi di Pulau Ubi yang lokasinya memang berdekatan dengan Pulau Onrust. Hanya saja Pulau Ubi sudah tenggelam oleh abrasi air laut. Jadi siapa yang dimakamkan di Pulau Onrust? Entahlah,kalo ada yang tahu kasih tahu saya ya sahabat.hehehe
Di pulau Onrust ini juga banyak ditemukan makam dan ada 2 makam keramat tak bernama dengan bendera merah putih dipancangkan disana. Kabarnya, salah satunya adalah makam petinggi DI/TII Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo yang dieksekusi pada pemerintahan Presiden Soekarno. Pemimpin pemberontakan DI/TII di Jawa Barat pada tahun 1949 itu ditembak mati pada tanggal 5 September 1962. Namun sumber terbaru kalo SM Kartosoewirjo bukan dimakamkan di Pulau Onrust, tapi di Pulau Ubi yang lokasinya memang berdekatan dengan Pulau Onrust. Hanya saja Pulau Ubi sudah tenggelam oleh abrasi air laut. Jadi siapa yang dimakamkan di Pulau Onrust? Entahlah,kalo ada yang tahu kasih tahu saya ya sahabat.hehehe
Sekarang kita menuju ke
makam keramat peninggalan belanda ,sebelum kita masuk ke makam tersebut
kita akan menemukan pohon tua yang besar,dimakam keramat tersebut ada makam Maria
Van de Velde,cerita misteri kasih tak sampai
yang terkenal di pulau onrust itu dari wanita yang dikuburkan dimakam tersebut . Maria meninggal
mengenakan baju pengantinnya, menunggu sang kekasih yang akan datang dari
Belanda. Yang bikin hampa, penantiannya benar-benar sia-sia karena
kekasih yang ditunggunya sebenarnya udah meninggal duluan.
Maria meninggal pada usia 28 tahun. Kenapa Maria bisa meninggal muda? Bukan karena bunuh diri, tapi karena penyakit pes yang pada masa itu menjadi wabah. Tikus-tikus itu sendiri bisa berada di Pulau Onrust karena terbawa oleh kapal-kapal Belanda yang sering singgah disana. Yang bikin serem, konon, pada hari-hari tertentu, Maria masih suka menampakkan dirinya.hiiii.tapi g usah takut kita kan kepulau itu ngga malem.hehe tapi kalo yang mau uji nyali ya silahkan..hehehe
Maria meninggal pada usia 28 tahun. Kenapa Maria bisa meninggal muda? Bukan karena bunuh diri, tapi karena penyakit pes yang pada masa itu menjadi wabah. Tikus-tikus itu sendiri bisa berada di Pulau Onrust karena terbawa oleh kapal-kapal Belanda yang sering singgah disana. Yang bikin serem, konon, pada hari-hari tertentu, Maria masih suka menampakkan dirinya.hiiii.tapi g usah takut kita kan kepulau itu ngga malem.hehe tapi kalo yang mau uji nyali ya silahkan..hehehe
Di atas makam Maria tertulis puisi dalam Bahasa Belanda :
Tel leven Hadde God
Haar
T leven Willen Sparen
Dogh T Blijckt Jehova Heeft
Dat Door Den Doot Belet
Maria dies Is Weg
Maar Neen K Herroep Dat Woort
Als Onbedagh Gesprokeen
En T Sy Van Myn Aanstont
Op Hesterdaat Gevrokeen
Maria Leeft by Haar Heer
Gebooren Tot Amsterdam
Deen 29 Desember 1693
Gestroven Den 19 November
Anno Op Onrust 1721
T leven Willen Sparen
Dogh T Blijckt Jehova Heeft
Dat Door Den Doot Belet
Maria dies Is Weg
Maar Neen K Herroep Dat Woort
Als Onbedagh Gesprokeen
En T Sy Van Myn Aanstont
Op Hesterdaat Gevrokeen
Maria Leeft by Haar Heer
Gebooren Tot Amsterdam
Deen 29 Desember 1693
Gestroven Den 19 November
Anno Op Onrust 1721
Setelah aku goggling kalimat-kalimat di atas kalo
diterjemahin ke dalam bahasa Indonesia, artinya kurang lebih seperti di bawah
ini :
Maria van de Velde
mayatnya dikubur
walaupun ia pantas
hidup bertahun-tahun lamanya
seandainya Tuhan
berkenan demikian
namun rupanya, Jehova
menghalangi itu dengan kematian
Maria hilang, Maria tiada lagi
bukan! saya tarik kembali kata itu
karena diucapkan tanpa pikir panjang
maka semoga kelancanganku
lansung didenda
kini Maria baru sungguh-sungguh hidup
sejak hidup dekat Tuhannya
lahir di Amsterdam
tanggal 29 Desember 1693
meninggal tanggal 19 November
1721 di Onrust
mayatnya dikubur
walaupun ia pantas
hidup bertahun-tahun lamanya
seandainya Tuhan
berkenan demikian
namun rupanya, Jehova
menghalangi itu dengan kematian
Maria hilang, Maria tiada lagi
bukan! saya tarik kembali kata itu
karena diucapkan tanpa pikir panjang
maka semoga kelancanganku
lansung didenda
kini Maria baru sungguh-sungguh hidup
sejak hidup dekat Tuhannya
lahir di Amsterdam
tanggal 29 Desember 1693
meninggal tanggal 19 November
1721 di Onrust
Bener-bener penuh misteri yah nih pulau.walau banyak misteri
dan cerita seram diatas itu ngga bakalan
buat kamu jadi takut setelah berkunjung kesana.cerita-cerita dan ketakutan kamu
akan dibayar lunas dengan pemandangan2 laut yang indah pasir putih yang bersih.dan
reruntuhan benteng yang keren buat photo2.banyak banget spot foto nya dijamin g
mati gaya dah..haha,dan konon kabarnya harta2 Voc masih banyak yang tersimpan disitu ..wah .wah.siapa tahu kita nemu ya pas ke pulau itu..
Embung Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran luas 70x70 m2, akan digunakan sebagai pengairan kebun buah seluas 20 Hektar dengan tanaman buah durian dan kelengkeng. Jenis durian yang ditanam adalah Durian Montong dan Kane. Berada sekitar 1,5 Km sebelah tenggara pintu masuk wisata Gunung Api Purba.
Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta
Koordinat GPS: S7°50'26.052" E110°32'41.964
Dari Jogja anda menuju arah Wonosari kemudian belok kiri di perempatan Patuk melewati desa Ngoro-oro mengikuti jalanan aspal yang bermarka menuju Desa Nglanggeran atau anda bisa lurus di perempatan tersebut kemudian belok kiri di pertigaan kali penthung (ada penunjuk jalan) melewati jalan satu arah kemudian belok kiri di pertigaan pertama Desa Karangsari . Sekitar 4 km dengan kondisi jalan yang bervariasi dari aspal halus sampai aspal yang rusak parah dan jalanan berbatu. Jika melewati jalan ini anda akan melewati Balai Desa Nglanggeran. Rute lain adalah melewati pertigaan Sambi kemudian menuju ke arah SMA 1 Patuk searah dengan ke Desa Wisata Bobung mengikuti jalan aspal maka anda akan tiba di Pendopo Joglo Kalisong. Retribusi untuk masuk sebesar Rp. 3.000,00 saat siang hari dan Rp. 4.000 saat malam hari.
Pemandanganya indah banget deh,g akan rugi deh setelah capek2 naik tangga . Mata yang bisa memandang jauh dengan jelas ke arah selatan.Memandang Karya Arsitektur sang Maha Pencipta..terlihat susunan Gunung Nglanggeran yang begitu gagah di arah barat..
Dan yang pasti sangat romantis buat nonton sunset dengan orang-orang terkasih. atau ada yang mau nembak orang tersayang di sini..boleh2 dan yang pasti g akan pernah terlupakan deh momentnya, cuma ada di Gunungkidul.
GUNUNGKIDUL THE HIDDEN PARADISE..
BELIEVE
FOTO :
RISMA WULANDA https://www.facebook.com/pages/Trip-Gunungkidul-Jogja/119266608163610?ref=ts&fref=ts
Jhody Setyawan, Gunungkidul Photography
Sangiang, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Selat Sunda, yakni antara Jawa dan Sumatra. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang, Banten. terletak di titik kordinat antara 105′49′30″ - 105′52′ Bujur Timur 5′56′ - 5′58′50″ Lintang Selatan.
Jarak tempuhnya hanya membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit dari Anyer, dengan menggunakan kapal atau perahu bermotor. Keindahan alamnya, berupa terumbu karang dan pantai.
Pulau Sangiang yang sekarang dijadikan Taman Wisata Alam pada awalnya merupakan Cagar Alam seluas 700,35 Ha Kemudian pada tahun 1991 perairan di sekitar kawasan diubah menjadi Taman Wisata Alam Laut seluas 720 ha. Pada tanggal 8 Februari 1993 melalui SK Menteri Kehutanan No. 55/Kpts-II/1993 kawasan Cagar Alam diubah fungsinya menjadi Taman Wisata Alam dengan luas 528,15 ha.
Pulau sangiang ini jiga terdapat sebuah perkampungan yang namanya lagon waroo, atau lagoon waru, dan yang tercatat disana ada lebih 50 kepala keluarga . Di perkampungan ini dalam berkomunikasinya menggunakan 3 bahasa sekaligus, sunda, jawa, dan lampung.
Mengunjungi Taman Wisata Alam Pulau Sangiang ibarat pepatah “sekali mendayung perahu, dua tiga pulau terlampaui”. Kawasan yang dikenal dengan julukan Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) ini memadukan wisata alam, wisata sejarah, dan wisata ilmiah. Sehingga, selain sebagai tempat wisata yang menarik, kawasan ini juga menjadi lahan subur untuk penelitian dan pengembangan kekayaan hayati bagi ilmuan, mahasiswa, pelajar, dan bahkan masyarakat umum.
Sebelumnya, Pulau Sangiang merupakan Kawasan Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 112/Kpts-II/1985 pada tanggal 23 Mei 1985 dengan luas areal sekitar 700,35 hektar. Namun, mengingat letak geografisnya yang strategis dan kekayaan hayatinya yang melimpah, pemerintah pusat kemudian menetapkannya sebagai Taman Wisata Alam Pulau Sangiang berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 698/Kpts-II/93 pada tanggal 12 Oktober 1993. Kawasan yang memiliki luas sekitar 1.420,35 hektar ini, terdiri dari dataran seluas 700,35 hektar dan taman laut seluas 720 hektar.B. Keistimewaan
Udaranya yang sejuk dan segar, pepohonannya yang hijau dan rindang, serta ditingkahi oleh kicauan beraneka burung, menjadikan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang tepat sekali dipilih sebagai tempat rekreasi yang mengasyikkan bersama keluarga atau kolega.
Di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti cemara laut (casuarina equisetifolia), dadap laut (erithrina variegata), bayur (pterospermum javanicum), ketapang (terminalia catappa), nyamplung (callopphyllum inoplhylum), api-api (avicenia sp), waru laut (hibiscus tiliaceus), walikukun (actinophora fragrans), dan lain sebagainya.
Berbagai fauna langkanya, seperti lutung (trchyptus auratus), kera (macaca fascicularis), kucing hutan (felis bengelensis), landak (hystrix bachura), burung walet (collocalia vulvanorum), burung bluwok (ibis cinereus), kuntul berang (egretta sacra), kuntul kerbau (ardeola speciosa), kuntul besi (threskiornis aethopica), alap-alap (elanus hypoleucus), dan ular sanca (phyton reticularis), juga mudah dijumpai di kawasan ini.
Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta menikmati panorama pantai yang landai dan curam.
Bagi peminat scuba diving, snorkling, berjemur, memancing, berperahu, serta melihat keindahan terumbu karang dan taman laut dengan glass bottom boat, dianjurkan mengunjungi kawasan Tanjung Raden, Legon Waru, dan perairan laut selatan yang terdapat di dalam Pulau Sangiang. Dari kawasan ini, juga terlihat lalu-lalang kapal feri Merak-Bakauhuni dan kesibukan kapal dagang di tepi pantai Cilegon.
Untuk menikmati wisata sejarah, pengunjung dapat mendatangi kawasan di sekitar Pos TNI Angkatan Laut. Di sana, pengunjung masih dapat menyaksikan sisa-sisa peninggalan perang dunia kedua, seperti meriam dan benteng pertahanan tentara Jepang dari serbuan tentara Sekutu.
Sementara itu, berbagai kekayaan ekosistemnya, seperti terumbu karang, hutan bakau (mangrove), dan hutan pantai, merupakan lahan subur bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam, serta tempat wisata ilmiah yang menarik.
Di kawasan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang juga terdapat berbagai fasilitas lainnya, seperti pusat informasi pariwisata, pemandu wisata, pos jaga, polisi hutan, camping ground yang luas dan aman, pesanggrahan, persewaan peralatan untuk menyelam, dermaga, serta persewaan perahu dan speed boat untuk mengelilingi Pulau Sangiang.
BELIEVE
Sumber: Dok.pribadi
@HafizTtrip
Survei Pemerintah Indonesia
Hasil survei dan penelitian kemudian dipresentasikan pada berbagai pertemuan ilmiah baik di tingkat nasional maupun internasional, bahkan mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Oppenheimer. Kemudian tim katastrofi purba menginisiasi pembentukan tim peneliti yang difokuskan untuk melakukan studi lanjutan di Gunung Padang,dimana para anggota peneliti diperluas dan melibatkan berbagai bidang disiplin ilmu dan berbagai keahlian. Sebut saja Dr. Ali Akbar seorang peneliti prasejarah dari Universitas Indonesia, yang memimpin penelitian bidang arkeologi. Kemudian Pon Purajatnika, M.Sc., memimpin penelitian bidang arsitektur dan kewilayahan, Dr. Budianto Ontowirjo memimpin penelitian sipil struktur, dan Dr. Andang Bachtiar seorang pakarpaleosedimentologi, memimpin penelitian pada lapisan-lapisan sedimen di Gunung Padang. Seluruh tim peneliti itu tergabung dalam Tim Terpadu Penelitian Mandiri Gunung Padang yang difasilitasi kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Menariknya seluruh pembiayaan penelitian dilakukan secara swadaya para anggota peneliti.
Berbagai temuan tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang ini akhirnya dilakukan uji radiometrik karbon (carbon dating, C14). Menariknya hasil uji karbon pada laboratorium Beta Miami, di Florida AS, menera bahwa karbon yang didapat dari pengeboran pada kedalaman 5 meter sampai dengan 12 meter berusia 14.500-25.000 tahun. Hasil laporan selengkapnya sebagai-berikut:
Bangunan di bawah permukaan situs Gunung Padang terbukti secara ilmiah lebih tua dari Piramida Giza.Hal ini merujuk pada hasil pengujian karbon dating Laboratorium Batan (indonesia) dengan metoda LSC C14 dari material paleosoil di kedalaman -4m pada lokasi bor coring 1, usia material paleosoil adalah 5500 +130 tahun BP yang lalu. Sedangkan pengujian material pasir di kedalaman -8 s.d. -10 m pada lokasi coring bor 2 adalah 11000 + 150 tahun.
Hasil Laboratorium Beta Analytic Miami
Hasil mengejutkan dan konsisten dikeluarkan oleh laboratorium Beta Analytic Miami, Florida,minggu lalu tambahnya dimana umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter bada bor 2 umurnya sekitar 14500 – 23000 SM/atau lebih tua. Sementara beberapa sample konsisten dengan apa yg di lakukan di Lab BATAN. Kita tahu laboratorium di Miami Florida ini bertaraf internasional yang kerap menjadi rujukan berbagai riset dunia terutama terkait carbon dating.
Kedua laboratorium ini menjawab keraguan banyak pihak atas uji sampel di laboratorium BATAN. Sebelumnya,tim riset terpadu mandiri telah melakukan uji terkait usia Gunung Padang di laboratorium BATAN, namun tidak banyak respon positif, bahkan meragukannya. Padahal hasil yang diperoleh oleh kedua laboratorium itu tidak banyak berbeda, Sudah saatnya kita percaya terhadap kemampuan dan kualitas para ilmuwan serta laboratorium nasional seperti BATAN, berikut hasil uji di kedua laboratorium tersebut:
1. Umur dari lapisan tanah di dekat permukaan (60 cm di bawah permukaan) ,sekitar 600 tahun SM (hasil carbon dating dari sampel yg diperoleh Arkeolog, Dr. Ali Akbar,anggota tim riset terpadu di Laboratorium Badan Atom Nasional (BATAN);
2. Umur dari lapisan pasir-kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya (sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat) sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua (diambil dari hasil analisis BATAN;
3. Umur lapisan tanah urug di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures (struktur yang dibuat oleh manusia)dengan ruang yang diisi pasir (di kedalaman 8-10 meter) di bawah Teras 5 pada Bor-2,sekitar 7600-7800 SM (Laboratorium BETA Miami, Florida)
4. Umur dari pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua (Lab Batan);
5. Umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter,sekitar 14500 – 25000 SM/atau lebih tua (lab BETA Miami Florida).
Sebelumnya tim riset katastropik purba dan dilanjutkan tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang menemukan beberapa hal penting:
Hasil mengejutkan dan konsisten dikeluarkan oleh laboratorium Beta Analytic Miami, Florida,minggu lalu tambahnya dimana umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter bada bor 2 umurnya sekitar 14500 – 23000 SM/atau lebih tua. Sementara beberapa sample konsisten dengan apa yg di lakukan di Lab BATAN. Kita tahu laboratorium di Miami Florida ini bertaraf internasional yang kerap menjadi rujukan berbagai riset dunia terutama terkait carbon dating.
Kedua laboratorium ini menjawab keraguan banyak pihak atas uji sampel di laboratorium BATAN. Sebelumnya,tim riset terpadu mandiri telah melakukan uji terkait usia Gunung Padang di laboratorium BATAN, namun tidak banyak respon positif, bahkan meragukannya. Padahal hasil yang diperoleh oleh kedua laboratorium itu tidak banyak berbeda, Sudah saatnya kita percaya terhadap kemampuan dan kualitas para ilmuwan serta laboratorium nasional seperti BATAN, berikut hasil uji di kedua laboratorium tersebut:
1. Umur dari lapisan tanah di dekat permukaan (60 cm di bawah permukaan) ,sekitar 600 tahun SM (hasil carbon dating dari sampel yg diperoleh Arkeolog, Dr. Ali Akbar,anggota tim riset terpadu di Laboratorium Badan Atom Nasional (BATAN);
2. Umur dari lapisan pasir-kerikil pada kedalaman sekitar 3-4 meter di Bor-1 yang melandasi Situs Gunung Padang di atasnya (sehingga bisa dianggap umur ketika Situs Gunung Padang di lapisan atas dibuat) sekitar 4700 tahun SM atau lebih tua (diambil dari hasil analisis BATAN;
3. Umur lapisan tanah urug di kedalaman 4 meter diduga man made stuctures (struktur yang dibuat oleh manusia)dengan ruang yang diisi pasir (di kedalaman 8-10 meter) di bawah Teras 5 pada Bor-2,sekitar 7600-7800 SM (Laboratorium BETA Miami, Florida)
4. Umur dari pasir yang mengisi rongga di kedalaman 8-10 meter di Bor-2, sekitar 11.600-an tahun SM atau lebih tua (Lab Batan);
5. Umur dari lapisan dari kedalaman sekitar 5 meter sampai 12 meter,sekitar 14500 – 25000 SM/atau lebih tua (lab BETA Miami Florida).
Sebelumnya tim riset katastropik purba dan dilanjutkan tim terpadu penelitian mandiri Gunung Padang menemukan beberapa hal penting:
Penelitian Lebih Lanjut
Pembukaan semak-semak pada sisi Tenggara teras 5 ke arah bawah menemukan 20 tingkat terasering punden berundak disusun oleh masyarakat yang berbudaya gotong royong mempunyai kemampuan teknologi yang maju. Terasering punden berundak ini mematahkan hipotesis penelitian sebelumnya bahwa situs gunung Padang hanya terdiri dari 5 teras pada area seluas 900 m2. Dengan dibukanya 20 tingkat terasering menunjukan bahwa situs gunung Padang sangat besar. Diperkirakan zona inti utama situs gunung Padang lebih besar dari 25 hektar.
Pembukaan semak-semak dan hasil pemindaian bumi dengan Georadar pada sisi Timur teras 2 ke arah bawah menemukan bentuk struktur pintu gerbang buatan manusia. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 1, memastikan struktur buatan manusia sampai dengan kedalaman -27m dari permukaan teras 3. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 2, menemukan struktur rongga2 besar buatan manusia yang berisi pasir dengan butiran yang sangat seragam. Hasil pengukuran dengan geomagnetik menemukan anomali medan magnetik yang besar pada teras 2.
6. Adanya tanda-tanda berbentuk gambar atau cekungan buatan manusia pada setiap batu yang berada di teras 1 s.d. 5. Penelitian mengenai makna bentuk gambar dan aksara yang terbentuk pada batu breksi andesit merupakan hal terbaru.
Selain riset dan survei, kajian pustaka terus dilakukan. Sebut saja pada Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang diketahui berhulu di sekitar tempat ini[13]. Menurut legenda, Situs Gunungpadang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.
Penelitian apakah di bawah permukaan Gunung Padang ada bangunan telah dilakukan oleh beberapa tim ahli : 1. Tim dari Badan Geologi ESDM; 2. Tim dari Kemenristek 3. Tim Arkeologi Nasional; 4. Tim Katastrofi Purba yang kemudian menjadi Tim Terpadu Riset Mandiri. Tim pertama, kedua, dan ketiga sudah menyimpulkan bahwa tidak ada bangunan di bawah permukaan gunung padang. Adapun luasan gunung padang adalah 900 meter persegi seperti sejak ditemukan NJ Krom. Ini kesimpulan final yang secara resmi hasil risetnya ada tertulis. Tim keempat, Tim terpadu Riset mandiri berkesimpulan berbeda dan sudah menemukan bukti kuat sebagai fakta awal bahwa ada bangunan di bawah permukaan gunung Padang, dan luasannya jauh lebih besar dari yang ada sekarang seperti yang disimpulkan ketiga tim lainnya. Dengan prinsip menghargai perbedaan dan menjaga etika riset, maka menjadi kewajiban tim terpadu untuk membuktikan lebih lanjut keseluruhan hipotesanya. Tim terpadu akan menepati janjinya, beberapa hari ke depan riset dilanjutkan. Diharapkan tidak lebih dari satu bulan, temuan baru sejarah Indonesia akan diumumkan. Kita berharap masyarakat mengawasi, para ahli saling menahan diri dan menghormati keberlangsungan riset beserta semua temuan risetnya nanti. Kita bangun iklim yang sehat dalam dunia riset Indonesia. Kita yakin keempat tim yang meneliti gunung padang memiliki niat dan kejujuran intelektual yang sama. Skeptisme tak dilarang, itu ciri saintis sejati. Dan, ciri saintis sejati pula untuk merubah skeptisme itu menjadi dukungan jika ternyata semua hipotesa terbukti.
Jika dilihat dari atas, gunung padang terlihat sangat persis bentuknya dengan piramida yang ada di mesir. umurnya diperkirakan jauh lebih tua dari pada piramida mesir sekitar 10.000 tahun sebelum masehi. karena sesungguhnya gunung padang bukanlah gunung melainkan bangunan berbentuk mirip dengan piramida yang telah terkena timbunan debu vulkanik sehingga terlihat seperti gunung yang sudah ditumbuhi pepohonan. didalam gunung padang dipercaya memiliki ruang didalamnya yang kini telah tertimbun tanah.
Dalam situs gunung padang ditemukan alat musik yang berupa batu persegi panjang yang bergelombang pada bagian atasnya, jika setiap gelombang dipukul, maka akan mengeluarkan bunyi yang berbeda antar gelombang satu dengan yang lain. dan alat musik dari batu itu dapat dimainkan dengan benar.
Lebih Dekat Dengan Kelima Teras di Gunung Padang Cianjur.
Puncak Situs Megalitikum Gunung Padang di kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki 5 teras. Masing-masing teras memiliki susunan menhir rapi dari batuan andesit yang berbobot ratusankilogram.
Bagaimana gambaran detil masing-masing teras di situs yang diduga piramida yang lebih tua daripada piramida di Mesir ini? Mari kita melihat tiap teras situs seluas 4.000 meter persegi yang berada di ketinggian 885 mdpl itu.
Teras 5
Di teras tertinggi ini terdapat begitu banyak susunan batuan andesit. Ada satu susunan batu yang berbentuk kotak. Di dalam kotak terlihat batuan tersusun tidur menyerupai teras. Sementara tiap sisi dikelilingi menhir. Belum diketahui apa fungsi susunan batu tersebut untuk manusia periode megalitikum saat itu.
Menurut Zaenudin (30), salah seorang arkeolog dari Universitas Indonesia (UI), saat ditemui detikcom di lokasi, ruangan kotak tersebut biasa digunakan untuk pandaringan (tempat istirahat). Terdapat tapak bulat untuk sandaran kepala yang menghadap ke utara ke arah Gunung Gede.
Teras 4
Di teras ini terdapat ruang kotak yang dikelilingi menhir. Posisi ruang tersebut berada di bagian timur situs. Di bagian tengah ruang terdapat menhir. Para penjaga situs menyebutnya sebagai ‘batu gendong’.
“Barang siapa yang mampu mengangkat batu itu, permohonannya akan terkabul,” ucap Dadi (50), salah satu penjaga situs yang sudah bekerja selama hampir 11 tahun.
Teras 3
Teras ini pun serupa dengan teras 4. Terdapat ruang kotak yang dikelilingi menhir di tiap sisinya. Letaknya pun sama, berada di bagian timur situs. Sementara batuan lain yang berada di teras ini tidak jelas bentuknya, sebagian berdiri tegak sebagian lagi melintang.
Teras 2
Di tingkat situs megalitikum ini terlihat jumlah menhir yang ada lebih banyak dari puncak. Namun tidak terlihat bentuk ruang kotak seperti yang ditemukan di teras 3, 4, dan 5.
Ada yang menarik, salah satu batu terdapat guratan menyerupai kujang. Menurut arkeolog UI yang meneliti gunung Padang ini, Ali Akbar, guratan tersebut merupakan murni bagian dari proses alam dan bukan karya tangan manusia.
Di teras ini pun terdapat batu duduk yang menghadap ke utara. Kursi batu itu juga memiliki sandaran, namun sandaran kursi batu tersebut sekarang condong ke belakang. “Akibat pohon yang ditebang, jadinya condong ke belakang,” kata Zaenudin.
Teras 1
Inilah teras yang biasa disebut teras penyambutan setelah pengunjung bersusah payah menaiki anak tangga berjumlah 300-an.
Di bagian ini terdapat gundukan menhir, di sebelah timur terdapat batu gong dan batu gamelan. Disebut demikian karena batuan ini berbeda dengan batuan yang ada, keduanya mengeluarkan nada bila dipukul dengan batu ukuran sekepal. Yang pasti, nada yang dikeluarkan bukan do re mi fa so la si do.
Tidak jauh dari dua batu bernada, terdapat ruang kotak. Saat pengunjung berhasil menapaki teras pertama, serasa diarahkan masuk ke ruang berbentuk kotak yang tiap sisinya tersusun menhir. Terdapat gerbang masuk dan keluar yang tidak jauh dari batu gong dan gamelan.
“Katanya ruangan itu untuk penyambutan mereka yang naik ke sini. Sambil sesaji ada alunan musiknya,” terang Zaenudin.
Sementara gundukan menhir, lanjut Zaenudin, biasa disebut gunung masjid. “Karena diperkirakan ibadahnya dulu di sini,” ujarnya.
Untuk menaiki tiap teras, terdapat tangga-tangga yang terbuat dari susunan batu. Dari teras pertama ke teras dua akan disambut oleh gundukan menhir.
“Dulu gunungan ini bisa dibilang paling tinggi dan paling sakral, sehingga orang yang naik ke teras dua harus berbelok dan tidak menginjak gunungan itu,” ujar Zaenudin.
Susunan menhir ini, saat detikcom mencobanya, memang langsung berhadapan ke Gunung Gede. Ini berbeda dengan teras lainnya yang terhalang ketika menghadap ke utara.
Pembukaan semak-semak dan hasil pemindaian bumi dengan Georadar pada sisi Timur teras 2 ke arah bawah menemukan bentuk struktur pintu gerbang buatan manusia. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 1, memastikan struktur buatan manusia sampai dengan kedalaman -27m dari permukaan teras 3. Hasil pengambilan sampel dengan bor coring 2, menemukan struktur rongga2 besar buatan manusia yang berisi pasir dengan butiran yang sangat seragam. Hasil pengukuran dengan geomagnetik menemukan anomali medan magnetik yang besar pada teras 2.
6. Adanya tanda-tanda berbentuk gambar atau cekungan buatan manusia pada setiap batu yang berada di teras 1 s.d. 5. Penelitian mengenai makna bentuk gambar dan aksara yang terbentuk pada batu breksi andesit merupakan hal terbaru.
Selain riset dan survei, kajian pustaka terus dilakukan. Sebut saja pada Naskah Bujangga Manik dari abad ke-16 menyebutkan suatu tempat "kabuyutan" (tempat leluhur yang dihormati oleh orang Sunda) di hulu Ci Sokan, sungai yang diketahui berhulu di sekitar tempat ini[13]. Menurut legenda, Situs Gunungpadang merupakan tempat pertemuan berkala (kemungkinan tahunan) semua ketua adat dari masyarakat Sunda Kuna. Saat ini situs ini juga masih dipakai oleh kelompok penganut agama asli Sunda untuk melakukan pemujaan.
Penelitian apakah di bawah permukaan Gunung Padang ada bangunan telah dilakukan oleh beberapa tim ahli : 1. Tim dari Badan Geologi ESDM; 2. Tim dari Kemenristek 3. Tim Arkeologi Nasional; 4. Tim Katastrofi Purba yang kemudian menjadi Tim Terpadu Riset Mandiri. Tim pertama, kedua, dan ketiga sudah menyimpulkan bahwa tidak ada bangunan di bawah permukaan gunung padang. Adapun luasan gunung padang adalah 900 meter persegi seperti sejak ditemukan NJ Krom. Ini kesimpulan final yang secara resmi hasil risetnya ada tertulis. Tim keempat, Tim terpadu Riset mandiri berkesimpulan berbeda dan sudah menemukan bukti kuat sebagai fakta awal bahwa ada bangunan di bawah permukaan gunung Padang, dan luasannya jauh lebih besar dari yang ada sekarang seperti yang disimpulkan ketiga tim lainnya. Dengan prinsip menghargai perbedaan dan menjaga etika riset, maka menjadi kewajiban tim terpadu untuk membuktikan lebih lanjut keseluruhan hipotesanya. Tim terpadu akan menepati janjinya, beberapa hari ke depan riset dilanjutkan. Diharapkan tidak lebih dari satu bulan, temuan baru sejarah Indonesia akan diumumkan. Kita berharap masyarakat mengawasi, para ahli saling menahan diri dan menghormati keberlangsungan riset beserta semua temuan risetnya nanti. Kita bangun iklim yang sehat dalam dunia riset Indonesia. Kita yakin keempat tim yang meneliti gunung padang memiliki niat dan kejujuran intelektual yang sama. Skeptisme tak dilarang, itu ciri saintis sejati. Dan, ciri saintis sejati pula untuk merubah skeptisme itu menjadi dukungan jika ternyata semua hipotesa terbukti.
Jika dilihat dari atas, gunung padang terlihat sangat persis bentuknya dengan piramida yang ada di mesir. umurnya diperkirakan jauh lebih tua dari pada piramida mesir sekitar 10.000 tahun sebelum masehi. karena sesungguhnya gunung padang bukanlah gunung melainkan bangunan berbentuk mirip dengan piramida yang telah terkena timbunan debu vulkanik sehingga terlihat seperti gunung yang sudah ditumbuhi pepohonan. didalam gunung padang dipercaya memiliki ruang didalamnya yang kini telah tertimbun tanah.
Dalam situs gunung padang ditemukan alat musik yang berupa batu persegi panjang yang bergelombang pada bagian atasnya, jika setiap gelombang dipukul, maka akan mengeluarkan bunyi yang berbeda antar gelombang satu dengan yang lain. dan alat musik dari batu itu dapat dimainkan dengan benar.
Lebih Dekat Dengan Kelima Teras di Gunung Padang Cianjur.
Puncak Situs Megalitikum Gunung Padang di kabupaten Cianjur, Jawa Barat memiliki 5 teras. Masing-masing teras memiliki susunan menhir rapi dari batuan andesit yang berbobot ratusankilogram.
Bagaimana gambaran detil masing-masing teras di situs yang diduga piramida yang lebih tua daripada piramida di Mesir ini? Mari kita melihat tiap teras situs seluas 4.000 meter persegi yang berada di ketinggian 885 mdpl itu.
Teras 5
Di teras tertinggi ini terdapat begitu banyak susunan batuan andesit. Ada satu susunan batu yang berbentuk kotak. Di dalam kotak terlihat batuan tersusun tidur menyerupai teras. Sementara tiap sisi dikelilingi menhir. Belum diketahui apa fungsi susunan batu tersebut untuk manusia periode megalitikum saat itu.
Menurut Zaenudin (30), salah seorang arkeolog dari Universitas Indonesia (UI), saat ditemui detikcom di lokasi, ruangan kotak tersebut biasa digunakan untuk pandaringan (tempat istirahat). Terdapat tapak bulat untuk sandaran kepala yang menghadap ke utara ke arah Gunung Gede.
Teras 4
Di teras ini terdapat ruang kotak yang dikelilingi menhir. Posisi ruang tersebut berada di bagian timur situs. Di bagian tengah ruang terdapat menhir. Para penjaga situs menyebutnya sebagai ‘batu gendong’.
“Barang siapa yang mampu mengangkat batu itu, permohonannya akan terkabul,” ucap Dadi (50), salah satu penjaga situs yang sudah bekerja selama hampir 11 tahun.
Teras 3
Teras ini pun serupa dengan teras 4. Terdapat ruang kotak yang dikelilingi menhir di tiap sisinya. Letaknya pun sama, berada di bagian timur situs. Sementara batuan lain yang berada di teras ini tidak jelas bentuknya, sebagian berdiri tegak sebagian lagi melintang.
Teras 2
Di tingkat situs megalitikum ini terlihat jumlah menhir yang ada lebih banyak dari puncak. Namun tidak terlihat bentuk ruang kotak seperti yang ditemukan di teras 3, 4, dan 5.
Ada yang menarik, salah satu batu terdapat guratan menyerupai kujang. Menurut arkeolog UI yang meneliti gunung Padang ini, Ali Akbar, guratan tersebut merupakan murni bagian dari proses alam dan bukan karya tangan manusia.
Di teras ini pun terdapat batu duduk yang menghadap ke utara. Kursi batu itu juga memiliki sandaran, namun sandaran kursi batu tersebut sekarang condong ke belakang. “Akibat pohon yang ditebang, jadinya condong ke belakang,” kata Zaenudin.
Teras 1
Inilah teras yang biasa disebut teras penyambutan setelah pengunjung bersusah payah menaiki anak tangga berjumlah 300-an.
Di bagian ini terdapat gundukan menhir, di sebelah timur terdapat batu gong dan batu gamelan. Disebut demikian karena batuan ini berbeda dengan batuan yang ada, keduanya mengeluarkan nada bila dipukul dengan batu ukuran sekepal. Yang pasti, nada yang dikeluarkan bukan do re mi fa so la si do.
Tidak jauh dari dua batu bernada, terdapat ruang kotak. Saat pengunjung berhasil menapaki teras pertama, serasa diarahkan masuk ke ruang berbentuk kotak yang tiap sisinya tersusun menhir. Terdapat gerbang masuk dan keluar yang tidak jauh dari batu gong dan gamelan.
“Katanya ruangan itu untuk penyambutan mereka yang naik ke sini. Sambil sesaji ada alunan musiknya,” terang Zaenudin.
Sementara gundukan menhir, lanjut Zaenudin, biasa disebut gunung masjid. “Karena diperkirakan ibadahnya dulu di sini,” ujarnya.
Untuk menaiki tiap teras, terdapat tangga-tangga yang terbuat dari susunan batu. Dari teras pertama ke teras dua akan disambut oleh gundukan menhir.
“Dulu gunungan ini bisa dibilang paling tinggi dan paling sakral, sehingga orang yang naik ke teras dua harus berbelok dan tidak menginjak gunungan itu,” ujar Zaenudin.
Susunan menhir ini, saat detikcom mencobanya, memang langsung berhadapan ke Gunung Gede. Ini berbeda dengan teras lainnya yang terhalang ketika menghadap ke utara.
BELIEVE.
SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Gunung_Padang
https://www.facebook.com/pages/Wisata-Kepulauan-Seribu-Murah/261470887200734?ref=tn_tnmn